UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BAHASA ARAB MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI NW 1 KEMBANG KERANG
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KOGNITIF BAHASA ARAB MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS IV
MI NW 1
KEMBANG KERANG
ABSTRAK
Secara
sedarhana Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan
peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada, baik
potensi yang bersumber dari dalam diri peserta didik seperti bakat, minat dan
kemampuan dasar yang dimiliki maupun potensi yang berasal dari luar seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran berjalan
efektif adalah dengan pemilihan media pembelajaran yang dengan tujuan untuk
membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Penelitian
ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Populasi sekaligus sampel
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI NW 1 Kembang Kerang
Lombok Timur tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 20 peserta didik. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini meliputi observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.
Teknik analisis data yang di gunakan untuk uji hipotesis dalam penelitian ini
berupa siklus-siklus PTK Kurt Lewin. Dengan hasil siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 65%, dan siklus II
dengan presentasi ketuntasan belajarnya
mencapai 88%, dengan demikian tujuan yang diinginkan pada hasil belajar telah
tercapai yaitu ketuntasan belajar ≥ 85%. Hal ini menunjukkan penelitian
berhasil sesuai dengan indikator ketercapaian. Keberhasilan dari penelitian ini
tentunya tidak terlepas dari media gambar dalam proses pembelajaran yang
digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik, serta
peran guru yang melakukan refleksi dengan baik, sehingga penelitian ini
berhasil dengan hasil yang memuaskan di siklus II.
Kata
kunci: Media Gambar, Dan Hasil Belajar kognitif.
A. Pendahuluan
Pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan peserta didik dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada, baik potensi yang
bersumber dari dalam diri peserta didik seperti bakat, minat dan kemampuan
dasar yang dimiliki maupun potensi yang berasal dari luar misalnya lingkungan,
sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar.[3]
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional berbagai upaya dalam pembelajaran terus menerus dilakukan, dalam hal
ini maka dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dapat memilih dan
menentukan media yang sesuai dengan kemampuannya, keterbatasan sarana
prasarana, kekhasan bahan belajar dan keadaan siswa. Sehingga situasi belajar
akan lebih hidup bila ditunjang oleh penggunaan media pengajaran yang serasi
dan dengan metode yang tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar peranan guru
sangat diperlukan untuk dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar[4],
khusunya mata pelajaran belajar bahasa arab. Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang konvensional dan
digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.[5]
Bahasa adalah sistem suara yang terdiri atas simbul-simbul arbitrer (pemaksaan)
yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bertukar pikiran atau
berbagi rasa.[6]
Bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain. Penggunaan bahasa harus disesuaikan dengan siapa yang diajak bicara
dan apa yang dibicarakan.
Mengingat
pentingnya penguasaan bahasa, maka pengajaran bahasa asing dimasukkan dalam
kurikulum sekolah. pada sekolah yang berbasis agama Islam, bahasa asing yang
menjadi pelajaran yang sangat penting yaitu bahasa Arab. Pembelajaran bahasa
Arab di Madrasah Ibtidaiyah pada prinsipnya berupaya mengembangkan keterampilan
berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan budaya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai alat untuk menyampaikan dan menyerap
gagasan-gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan baik secara lisan maupun
tertulis. Maka dipersiapkanlah satu kurikulum yang mampu membantu peserta didik
dalam mencapaian keterampilan dasar awal berbahasa Arab, dengan didukung
unsur-unsur kebahasaan seperti: istima’, kalam, qira’ah dan
kitabah. Keempat aspek tersebut saling berhubungan dalam materi
pembelajaran bahasa Arab khususnya mufradat dan qawaid.
Terlihat
dari dokumen hasil belajar kognitif
dilapangan, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa pada mata
pelajaran bahasa Arab yang dicapai masih rendah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran, baik dari penggunaan
media belajar, penerapan metode dan strategi belajar, maupun dari segi
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Kenyataan
saat ini, pembelajaran bahasa Arab menghadapi beberapa kendala yang krusial antara
lain: Pertama, waktu yang disediakan
terbatas dengan muatan materi yang begitu padat namun memang penting, yakni
menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian. Kedua, adalah kurangnya keikutsertaan
guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan nilai-nilai bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif. Keempat, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta
rendahnya peran serta orang tua peserta didik.
Pembelajaran
bahasa Arab tidak begitu banyak mengikuti perkembangan. Masih banyak pengajar
bahasa Arab yang menggunakan metode dan teknik pembelajaran konvensional yang
kurang menarik bagi peserta didik. Selama ini peneliti mengajarkan bahasa Arab
menggunakan metode ceramah dan jarang sekali bahkan hampir tidak pernah
pengajar menggunakan media pembelajaran dalam mengajarkan bahasa Arab.
Kondisi
tersebut mengakibatkan menurunnya kualitas pengajaran bahasa Arab dan
berpengaruh pada rendahnya kemampuan bahasa Arab peserta didik. Sebagian besar
beranggapan bahwa bahasa Arab itu sulit dan membosankan sehingga berpengaruh
pada motivasi sebagian besar peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Peserta
didik juga kurang memperhatikan ketika proses pembelajaran berlangsung,
sehingga berpengaruh pula pada prosentase informasi yang diterima dan dipahami.[7]
Guna
mengubah keadaan kelas tersebut peneliti berinisiatif untuk melakukan inovasi
dalam pengajaran bahasa Arab. Proses pembelajaran bahasa Arab harus diubah
mengikuti perkembangan ilmu pembelajaran baik dari segi pendekatan, teknik
maupun media yang digunakan. Dengan mengubah sistem pembelajaran bahasa Arab
diharapkan anggapan peserta didik tentang bahasa Arab yang sulit dan
membosankan akan berubah menjadi menyenangkan dan mengasyikkan. Peneliti
beranggapan bahwa pembelajaran bahasa Arab harus dikemas dengan lebih menarik.
Maka dari itu peneliti berinisiatif menggunakan media gambar dalam pengajaran
bahasa Arab.
Media
adalah komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi
pembelajaran di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik
untuk belajar.[8] Media gambar sendiri diartikan sebagai salah
satu jenis media visual grafis. Gambar adalah media pembelajaran yang sering
digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan
dinikmati oleh semua orang dimana-mana gambar berfungsi menyampaikan pesan
melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan pesan yang disampaikan
dituangkan ke dalam simbul-simbul komunikatif visual.[9]
Berdasarkan
permasalahan di atas, maka perlu untuk
menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan melibatkan siswa
dalam pembelajaran sehingga guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing
siswa dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran. Membangun interaksi dengan guru
dan sesama siswa sehingga tercapai pembelajaran yang menyenangkan serta
menerapkan strategi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk
mengembangkan hasil secara maksimal melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sehingga
dalam hal ini peneliti mengusulkan judul dalam penelitian “ Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif Bahasa Arab Melalui Media Gambar Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Kognitif Bahasa Arab Melalui Media Gambar Pada Peserta Didik
Kelas IV MI NW 1 Kembang Kerang ”.
B. Kajian
Teori
1.
Hasil
Kognitif
Hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan
diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari
sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.[10]
Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:
a.
Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah
kognitif. Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berfikir yaitu: knowledge
(pengetahuan/hafalan/ ingatan), compherehension
(pemahaman), application (penerapan),
analysis (analisis), syntetis (sintetis), evaluation (penilaian).[11]
b.
Ranah afektif
Ranah afektif adalah
ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar
afektif akan Nampak pada murid dalam berbagai tingkahlaku.[12]
c.
Ranah
psikomotorik.
Hasil belajar
psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil belajar ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu.[13]
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat tinggi.[14]
Pada prinsipnya,
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya seseorang dalam menguasai ilmu pengetahuan pada suatu
mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta didik akan dikatakan
berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak berhasil jika
prestasinya rendah. Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: Keefektifan
(effectiveness), Efesiensi (efficiency), Daya Tarik (appeal).[15]
Indikator hasil
belajar menurut Benjamin S. Bloom dengan taxsonomy of education objectives membagi
tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.[16]
2.
Media
Gambar
Media gambar
merupakan salah satu jenis media visual grafis. Gambar adalah media
pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat
dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana gambar berfungsi
menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan pesan yang
disampaikan dituangkan ke dalam simbul-simbul komunikatif visual.[17]
Menurut Sadiman,
dkk. Bentuk umum dari media gambar terangkum dalam pengertian media grafis.
Media grafis adalah suatu media berbasis visual yang terdiri dari
simbol-simbol, gambar, titik, garis untuk menggambarkan dan merangkum suatu ide
dan peristiwa. Media gambar adalah suatu perantara yang paling umum dipakai.
Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati
dimana-mana.[18]
Richard E Mayer
menyatakan bahwa media gambar adalah setiap bentuk grafis statis maupun dinamis
antara lain: foto, grafis, denah, ilustrasi (yang terdiri dari dua atau lebih
gambar), dan juga animasi atau kartun. Tindakan membangun hubungan antara
mental verbal dan mental pictorial adalah satu langkah penting dalam pemahaman
konseptual. Materi yang disampaikan dengan multimedia yang terkonstruksi dengan
baik harusnya dapat menjadi lebih baik dalam menerima pesan daripada hanya
dengan kata-kata.[19]
Gambar secara garis
besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan dan foto.[20]
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren Mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat
sebuah foto atau gambar lebih tinggi maknanya daripada membaca atau mendengar.
Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%,
dan dari melihat yang diingat 30%.[21]
Dari beberapa
definisi diatas dapat kita ketahui bahwa media gambar merupakan suatu perantara
atau pengantar pesan berbasis visual yang disajikan melalui gambar,
simbol-simbol, titik dan garis, untuk memberi gambaran secara konkret dan jelas
mengenai suatu materi, gagasan, ide atau peristiwa. Gambar yang disajikan akan
memberi pengarahan dan bayangan kepada peserta didik langsung mengenai pesan
yang ingin disampaikan oleh pengajar. Materi yang didapat oleh peserta didik
akan lebih faktual, berkesan dan tidak mudah dilupakan. Media gambar sangat
penting digunakan dalam usaha member pemahaman konseptual. Melalui gambar guru
dapat membantu memberi pengalaman dan pengertian pada peserta didik menjadi
lebih luas.
Ada beberapa karakteristik media
gambar, antara lain:
a.
Harus
autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa
melihat langsung
b.
Sederhana,
komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut
c.
Ukuran
gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya
benda atau obyek yang digambar
d.
Memudahkan
antara keindahan dengan kesesuaiannya
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gambar harus message. Tidak setiap
gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik gambar
hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin di capai.[22]
Menurut para ahli, media berbasis pictotial
atau gambar ada berbagai macam. Media gambar yang banyak digunakan dalam
proses pembelajaran, antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Foto
Foto merupakan potret nyata obyek atau
peristiwa yang diambil melalui kamera. Maka foto merupakan media pembelajaran
yang sangat realistik (kongret). Menurut Arif S. dkk., foto merupakan tangkapan
visual dari suatu objek, benda atau peristiwa yang disajikan melalui
foto/gambar.[23]
b.
Poster
Poster adalah ilustrasi gambar yang
dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian, isi atau kandungannya
berupa bujukan atau mempengaruhi orang, berisi motivasi, gagasan, atau peristiwa
tertentu. Poster juga biasa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
c.
Kartun
Kartun adalah suatu gambar
interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan
secara cepat dan ringkas. Kartun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan sikap
terhadap orang, situasi, dan kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya
berbentuk lukisan, sketsa atau karikatur untuk memberikan ilustrasi secara
komunikatif kepada peserta didik.
d.
Bagan
Bagan digunakan untuk menyajikan
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis
atau lisan saja.
e.
Diagram
Suatu gambar sederhana yang menggunakan
garis-garis dan simbol-simbol. Diagram menggambarkan struktur dari suatu obyek
secara garis besar.
f.
Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis-garis, dan gambar. Simbol-simbol verbal juga
sering digunakan untuk melengkapi suatu grafik.[24]
g.
Peta dan
denah
Peta merupakan gambaran dari permukaan
bumi yang mempresentasikan keadaan permukaan bumi seperti daratan, sungai,
gunung, dll. Peta ataupun denah berisi informasi mengenai suatu daerah
tertentu.[25]
Syarat media gambar yang baik adalah :
a.
Harus
autentik: gambar harus sesuai dalam menyampaikan suatu kenyataan yang
sebenarnya.
b.
Sederhana:
jelas dalam menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar agar peserta didik tidak
kesulitan dalam memahami gambar.
c.
Gambar
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
d.
Gambar
harus menunjukkan objek dalam keadaan memperlihatkan aktivitas tertentu sesuai
dengan tema pembelajaran.
e.
Gambar
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.[26]
Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar sebgaai
berikut :
a.
Sifatnya
konkret, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah disbanding
dengan media verbal semata
b.
Dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu, karna tidak semua benda, obyek atau
peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu peserta didik dibawa ke
obyek atau peristiwa tersebut.
c.
Media
gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun
yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas
dalam bentuk gambar atau foto.
d.
Gambar
atau foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia
berapa saja.
e.
Murah
dan tidak memerlukan peralatan khusus untuk menyampaikannya.
f.
Gambar
atau foto hanya menekankan persepsi indera mata.
g.
Gambar
atau foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
h.
Ukurannya
terbatas untuk kelompok besar.[27]
3.
Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pada dasarnya pembelajaran tidak dapat
didefinisikan dengan tepat karena istilah tersebut dapat digunakan dalam banyak
hal. Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan: (1) perolehan dan penguasaan
tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu, (2) penyuluhan dan
penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang, atau (3) suatu proses pengujian
gagasan yang relevan dengan masalah.[28]
Dengan kata lain pembelajaran digunakan untuk menjelaskan suatu hasil, proses
dan fungsi.
Menurut Suprijono, Pembelajaran adalah
suatu perubahan yang dapat memberikan hasil jika (oran-orang) berinteraksi
dengan informan (materi, kegiatan, pengalaman).[29]
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan peserta didik,
baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagi media pembelajaran.[30]
Pembelajaran dapat dipandang dari dua
sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu system, pembelajaran
terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media
pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan
tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Kedua, pembelajaran
dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya
atau kegiatan guru dalam rangka membuat peserta didik belajar.
Proses tersebut meliputi :
a.
Persiapan,
dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan
persiapan mengajar (lesson plan) berikut penyiapan perangkat kelengkapannya,
antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi. Persiapan pembelajaran
ini juga mencakup kegiatan guru untuk membaca buku-buku atau media cetak
lainnya yang akan disajikannya kepada para peserta didik dan mengecek jumlah
dan keberfungsian alat peraga yang digunakan.
b.
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah
dibuatnya. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi
pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau
strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang
penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi, dan sikapnya
terhadap peserta didik.
c.
Menindak
lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini
dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan
remedial teaching bagi peserta didik yang berkesulitan belajar.[31]
Berdasarkan penjelasan di atas penulis
menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan peserta didik
yang dimulai dari tahap persiapan yakni mendesain atau merencanakan, tahap
pelaksanakan yakni melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tahap evaluasi yakni
memberikan feed back dari apa yang
telah disampaikan guru kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang konvensional dan digunakan
sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.[32]
Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tumbuh
kembangnya manusia pengguna bahasa itu.
Menurut ’Abd al-Majid, Bahasa adalah
Kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, emosi dan keinginan. Dengan definisi lain, bahasa adalah alat yang
digunakan untuk mendeskripsikan ide, pikiran, atau tujuan melalui struktur
kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain.[33]
Mempelajari Bahasa Arab diperlukan pemahaman
secara teoritis hiarkis terhadap empat kemampuan berbahasa. Dalam Bahasa Arab
empat kemampuan berbahasa adalah Istima` (mendengar), al-Kalam (mengucapkan),
al-Kitabah (menulis), al-Qiroah (membaca), sangat terkait erat
dengan penguasaan al-Mufrodat (kosakata) dan al-Qowa’id. Keempat pilar
kemampuan berbahasa tersebut merupakan dasar yang penting untuk dapat memahami
dan mempraktikkan Bahasa Arab.[34]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran bahasa asing yang
diajarkan dalam proses pembelajaran. dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat
empat kemampuan yang harus dikuasai peserta didik diantaranya kemampuan istima’
(menyimak), kalam mendengarkan, qira’ah (membaca), kitabah
(menulis).
C. Metode
Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar
kognitif peserta didik Kelas IV MI NW 01 Kembang Kerang menggunakan media
gambar. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
sehingga hasil belajar siswa meningkat[35].
PTK adalah sebuah
proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri
yang dilakukan oleh guru/calon guru di dalam kelas yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, atau situasi pembelajaran demi meningkatkan kualitas pembelajaran.[36]
Kurt Lewin, (1982) dalam Husnul Chotimah mendefinisikan bahwa penelitian
tindakan kelas sebagai suatu proses pengembangan reflektif, diskusi dan
pengambilan keputusan sekaligus tindakan.[37]
PTK juga menggunakan data pengamatan langsung
terhadap penggunan media pembelajaran
yang akan digunakan untuk menyampaikan materi bahasa arab. Data tersebut
dianalisis melalui 3 siklus. Adapun tahapan dalam siklus tindakan yang terdiri
dari empat tahap yaitu,(1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) observasi atau
evaluasi, dan (4) refleksi
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)[38]
Model Kurt Lewin
|

|
|
|
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
a.
SIKLUS I
1)
Tahap
Perencanaan
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan penelitian pada tahap ini adalah: Membuat skenario pembelajaran
dengan metode talking stick, menetapkan alokasi waktu, membuat
lembar observasi, menyiapkan lembar kerja siswa, menyiapkan alat peraga yang
mungkin digunakan, mendesain alat evaluasi, merencanakan analisa hasil tes.
2)
Tahap
pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini,
peneliti mengimplementasi atau menerapkan apa yang telah disusun pada tahap
perencanaan, yaitu melaksanakan tindakan
kelas.
3)
Tahap
observasi/ evaluasi
Kegiatan observasi
akan berlangsung selama proses pembelajaran dengan mengamati aktivitas belajar
siswa dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi
dilakukan setelah akhir setiap siklus dengan memberikan tes pilihan ganda yang
dikerjakan secara individual untuk mengetahui pemahaman siswa setelah belajar
materi Organ Peredaran Darah Manusia dengan menggunakan metode talking stick.
Hal-hal yang akan
diketahui setelah diadakannya kegiatan observasi ini adalah:
a)
Kesesuaian
skenario pembelajaran dengan pelaksanaannya
b)
Berbagai
perilaku mengajar yang poisitif maupun negatif yang dapat mempengaruhi kualitas
proses maupun hasil kegiatan pembelajaran.
c)
Tingkat
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
4)
Refleksi
Refleksi adalah
kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk menentukan sejauh mana
pengembangan metode pembelajaran yang sedang dikembangkan telah berhasil
memecahkan masalah dan apabila belum berhasil maka, diidentifikasi faktor yang
menjadi penghambat ketidakberhasilan tersebut. Pada tahap ini peneliti sebagai
observer mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan jika pada
siklus 1 menunjukkan hasil yang tidak optimal, maka perlu dilakukan revisi atau
penyempurnaan perencanaan pelaksanaan tindakan.
b.
Siklus
II
Siklus II dilakukan
apabila pembelajaran siklus I dinilai belum berhasil mencapai ketuntasan
belajar dan proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang diinginkan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II pada dasarnya sama dengan
langkah-langkah pada siklus I. Hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan
terhadap kekekurangan pada siklus I.
Sedangkan instrumen penelitian adalah
alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap
dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.[39]
Pada penelitian ini menggunakan empat
instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu dengan menggunakan lembar observasi
yang berisi keterlaksanaan proses pembelajar, instrumen tes hasil belajar,
dokumentasi dan wawancara.
1.
Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti.[40]
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran langsung tentang
proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas.
Adapun instrumen observasi pada
penelitian tindakan kelas merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati
hal-hal yang akan diamati. Dalam penelitian ini digunakan instrument observasi
jenis Check list (daftar cek). Check list adalah pedoman observasi yang
berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer
tinggal memberi tanda tampak atau tidak tampak dengan tanda cek (√)
tentang aspek yang akan diobservasi.
2.
Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[41].
Teknik ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa setelah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode talking stick adapun jenis tes yang diberikan kepada siswa adalah berupa tes yang berbentuk tes
pilihan ganda.
3.
Dokumentasi
Metode dokumentasi
adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
sebagainya.[42]
Dengan demikian penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu pengumpulan data
atau penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk memperoleh berbagai
keterangan atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Adapun data yang
diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi ini adalah data tentang
gambaran umum lokasi penelitian, seperti letak giografis MI NW 1 Kembang
Kerang, visi dan misi, keadaan sarana dan prasarana , daftar nama guru dan
siswa.
4.
Wawancara
Wawancara yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk
mendapat informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
pada responden.[43]
Ditinjau dari segi pelaksanaannya metode
wawancara dapat dibedakan menjadi: Wawancara bebas, Wawancara terpimpin, dan
Wawancara bebas terpimpin.[44]
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tehnik wawancara yang ketiga yaitu wawancara bebas dan terpimpin,
yang peneliti maksudkan dengan tehnik
wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang pertanyaannya tidak
tersusun secara ketat dan terperinci, tetapi hanya
berisi daftar pokok-pokok yang diwawancarakan dengan maksud agar
peneliti dapat secara bebas dan luas mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
disusun sebelumnya. Data yang hendak peneliti peroleh dengan metode ini adalah informasi tentang masalah-masalah yang terjadi
dalam proses pembelajaran IPA di MI NW 1 Kembang Kerang.
Analisis data adalah suatu proses mengolah dan
menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai
dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti
yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.[45]
Analisis data dalam penelitian ini yaitu:
a.
Data Tes Hasil Belajar Siswa
Setelah memperoleh data tes hasil belajar siswa, data
tersebut dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ketercapaian ketuntasan
belajar siswa dengan kriteria sebagai berikut:
1)
Ketuntasan Individu
Analisa untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu apabila nilai hasil tes
sudah mencapai KKM. Standar KKM pada mata pelajaran IPA di MI NW 1 Kembang
Kerang yaitu = 70. Jadi apabila nilai siswa sudah minimal mencapai nilai 70,
siswa dinyatakan tuntas secara individu.
2)
Ketuntasan Klasikal
Sedangkan untuk mengetahui
persentase ketuntasan belajar siswa
secara klasikal dapat diketahui apabila minimal ketuntasan klasikalnya mencapai
minimal 85%. Ketuntasan klasikal dapat dianalisis dengan rumus :
KK = . ´ 100 %
Keterangan
:
KK =
Ketuntasan Klasikal
P =
Banyaknya siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
N =
Banyaknya Siswa
Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika minimal 85% siswa
memperoleh nilai ≥ 70 yang akan terlihat
pada hasil evaluasi tiap-tiap siklus .[46]
Hasil belajar siswa dikatakan meningkat
apabila tercapai ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% siswa yang
mendapat nilai lebih atau sama dengan 70 sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan.
D. Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus dengan Jumlah peserta didik yang menjadi
subjek penelitian yaitu sebanyak 20 orang peserta didik yang terdiri dari 11
laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik pada pembelajaran
bahasa Arab menggunakan media gambar.
1. Siklus Pertama
Kegiatan pembelajaran bahasa arab dalam upaya meningkatkan hasil
belajar kognitif pada siswa kelas IV MI NW 1 Kembang Kerang siklus I
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 September 2020 dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan
perencanaan pembelajaran bahasa Arab menggunakan media gambar dalam
meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik dilakukan sebagai berikut:
- Menyusun
dan merumuskan tujuan pembelajaran bahasa Arab menggunakan media gambar tentang
mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang
perkenalan, alat-alat madrasah, dan profesi.
- Menyiapkan
alat bantu dan media pembelajaran
- Menetapkan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran
- Menetapkan
standar penilaian kognitif peserta didik
b. Tindakan
Pelaksanaan
tindakan pada pertemuan pertama antara lain sebagai berikut:
1)
Kegiatan awal
- Guru
mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama.
- Guru
menyapa, memeriksa kehadiran dan kerapian peserta didik.
- Guru
memberikan motivasi peserta didik dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru
mengajukan pertanyaan secara komunikatif materi sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi pelajaran.
- Peserta
didik dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 4 orang
- Guru
membagikan gambar alat-alat belajar dan profesi kepada siswa
2)
Kegiatan Inti
- Guru
menyampaikan materi Qiroah tentang التعارف dengan menggunakan 20 mufradat baru.
- Guru
menjelaskan makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks.
- Guru
memberikan arti atau makna dari kosa kata dengan gambar yang disajikan.
- Guru
membacakan dan mengartikan kosa kata yang terdapat dalam kalimat dengan
menunjukkan gambar.
- Siswa
mengulang melafalkan kosakata tanpa teks dengan bantuan media gambar sampai
siswa menghafal dengan baik.
- Guru
menuliskan contoh kalimat untuk mengingatkan siswa bagaimana menggunakan
kosakata dalam kalimat dengan benar.
- Guru
membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok untuk diselesaikan
bersama.
- Peserta
didik mengamati gambar yang telah dibagikan oleh guru dan menyesuaikannya dalam
lembar kerja yang telah diberikan.
- Masing-masing
kelompok mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru secara bersama.
- Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas.
- Siswa
mengidentifikasi makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang
diperdengarkan oleh guru.
- Siswa
menjelaskan makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang
diperdengarkan oleh guru.
3)
Kegiatan Akhir
- Siswa
menjawab pertanyaan guru tentang makna kata, frase, kalimat, dan seluruh hiwar
atau teks lisan yang disimaknya
- Guru
memberikan penguatan tentang materi yang sudah disampaikan kepada siswa
- Guru
bersama siswa menyimpulkan makna kata, frase, kalimat, dan seluruh hiwar.
- Guru
menutup kegiatan pembelajaran
c. Observasi dan Evaluasi Hasil Belajar
1) Observasi aktivitas guru
Observasi dilakukan
terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Adapun hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh observer
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Hasil observasi aktivitas guru
siklus I
Kegiatan |
Banyak Indikator |
Indikator
yang dilaksanakan Guru |
Media |
Perencanaan
dan persiapan pembelajaran |
3 |
3 |
Gambar
alat-alat belajar dan profesi. |
Pelaksanaan pembelajaran |
17 |
10 |
|
Jumlah skor |
20 |
13 |
Berdasarkan
tabel di atas bahwa presentase keterlaksanaan kegiatan guru selama proses
pembelajaran berlangsung, yaitu 65,00% Beberapa catatan dari hasil observasi
yang masih kurang akan diperbaiki pada siklus II. Adupun kekurangan-kekurangan
yang masih perlu diperbaiki pada saat proses pembelajaran untuk dapat lebih
mengoptimalkan aktivitas guru, antara lain:
a)
Guru tidak menjelaskan tugas dan batasan waktu pada
saat kegiatan diskusi.
b)
Guru memberikan bimbingan pada saat mengerjakan
latihan soal diskusi kurang merata.
c)
Interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan Tanya
jawab masih kurang.
2) Observasi aktivitas siswa
Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran bahasa Arab
menggunakan media gambar pada siklus I dapat diketahui dari lembar observasi
yang telah dilakukan oleh observer sebagai berikut :
Tabel Hasil observasi aktivitas siswa
siklus I
No |
Kegiatan |
Banyak Indikator |
Indikator
yang Terlaksana |
1 |
Kesiapan siswa menerima materi pelajaran |
12 |
10 |
2 |
Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran |
12 |
8 |
3 |
Aktivitas siswa dalam kegiatan
diskusi kelompok |
8 |
7 |
4 |
Kerjasama kelompok dalam kegiatan diskusi |
12 |
7 |
5 |
Interaksi siswa dengan guru |
12 |
7 |
6 |
Aktivitas siswa dalam kegiatan
evaluasi |
12 |
7 |
Jumlah |
68 |
46 |
|
%Keterlaksanaan |
67,65% |
Berdasarkan tabel
4.5 di atas menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran bahasa Arab menggunakan media gambar pada siklus I yaitu sebesar
67.65% (lampiran 3). Pada siklus I antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran
menunjukkan hasil yang baik, yaitu siswa memperhatikan penjelasan yang
disampaikan guru dengan seksama. Aktivitas siswa dalam mengerjakan soal pun
telah menunjukkan hasil yang baik dimana siswa serius dalam mengerjakan soal
latihan. Namun, terdapat beberapa kekurangan, di antaranya.
a)
Siswa
kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam mengerjakan
tugas kelompok.
b)
Siswa
masih kurang fokus pada kegiatan pembelajaran dan lebih banyak terpaku pada
bentuk dan keberagaman gambar.
c)
Siswa belum aktif dalam mengajukan pertanyaan pada materi pembelajaran yang masih
belum dipahami.
d)
Kurangnya
partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar.
3) Hasil Belajar Siklus 1
Pembelajaran
menggunakan alat peraga sederhana pada siklus I belum menunjukan peningkatan
yang maksimal. Adapun hasil belajar siswa setelah dilaksanakan evaluasi dapat
dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel
Hasil Pembelajaran Siklus I Siswa Kelas IV
MI NW 01 Kembang Kerang Tahun Pelajaran 2020/2021.
Tahap |
Jumlah Siswa |
Rata-rata |
Presentase Ketuntasan |
Ketuntasan Belajar |
|
Ya |
Tidak |
||||
Siklus I |
20 |
64,00 |
40,00% |
8 |
12 |
Perolehan hasil tersebut
menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab menggunakan
media gambar belum tercapai karena ketuntasan belajar siswa masih di bawah
indikator hasil belajar yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh rata-rata hasil
belajar digunakan rumus sebagai berikut :
=
= nilai rata-rata
Σ = jumlah semua
nilai peserta didik
Σ = jumlah peserta didik
maka rata-rata hasil belajar
= 64.00%
Sedangkan tingkat
ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut:
p =
=
= 40.00%
Dari hasil analisis data di atas maka diperoleh ketuntasan belajar (KB) siswa pada pembelajaran siklus I sebesar 40.00% (lampiran 6).
d. Refleksi
Berdasarkan hasil
evaluasi pada siklus I bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
Arab kelas IV menggunakan media gambar belum memperoleh hasil yang diharapkan.
Dari proses pembelajaran yang telah dilaksankan pada siklus I masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus II.
Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan antara lain:
1)
Membimbing
dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya bagaimana belajar
menggunakan media gambar secara efektif.
2)
Memberikan
rangsangan kepada masing-masing kelompok siswa untuk memberanikan diri dalam
mempresentasikan hasil pekerjaannya di papan tulis.
3)
Meningkatkan
perhatian terhadap siswa yang pasif dengan memberikan bimbingan dan pengenalan
pada media gambar dan bagaimana memanfaatkannya dalam belajar.
4)
Membimbing
dan mengarahkan siswa dengan baik dalam membuat kesimpulan.
2. Siklus Kedua
Kegiatan pembelajaran bahasa arab dalam upaya meningkatkan hasil
belajar kognitif pada siswa kelas IV MI NW 1 Kembang Kerang siklus I dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 16 September 2020 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Dari berbagai kekurangan yang yang ada pada siklus I,
selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan dengan melakukan perencanaan yang
lebih matang pada siklus II ini. Pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan. Selanjutnya kegiatan perencanaan pembelajaran bahasa
Arab menggunakan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar kognitif peserta
didik dilakukan sebagai berikut:
- Menyusun
dan merumuskan tujuan pembelajaran bahasa Arab menggunakan media gambar tentang
mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang
perkenalan, alat-alat madrasah, dan profesi.
- Menyiapkan
alat bantu dan media pembelajaran
- Menetapkan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran
- Menetapkan
standar penilaian kognitif peserta didik
b. Tindakan
Pelaksanaan
tindakan pada siklus II dilaksanakan sebagai berikut:
1)
Kegiatan awal
- Guru
mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama.
- Guru menyapa,
memeriksa kehadiran dan kerapian peserta didik.
- Guru
memberikan motivasi peserta didik dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru
mengajukan pertanyaan secara komunikatif materi sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi pelajaran.
- Peserta
didik dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 4 orang
- Guru
membagikan gambar alat-alat belajar dan profesi kepada siswa
2)
Kegiatan Inti
- Guru
menyampaikan materi Qiroah tentang التعارف dengan menggunakan 20 mufradat baru.
- Guru
menjelaskan makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks.
- Guru
memberikan arti atau makna dari kosa kata dengan gambar yang disajikan.
- Guru
membacakan dan mengartikan kosa kata yang terdapat dalam kalimat dengan
menunjukkan gambar.
- Siswa
mengulang melafalkan kosakata tanpa teks dengan bantuan media gambar sampai
siswa menghafal dengan baik.
- Guru
menuliskan contoh kalimat untuk mengingatkan siswa bagaimana menggunakan
kosakata dalam kalimat dengan benar.
- Guru
membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok untuk diselesaikan
bersama.
- Peserta
didik mengamati gambar yang telah dibagikan oleh guru dan menyesuaikannya dalam
lembar kerja yang telah diberikan.
- Masing-masing
kelompok mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru secara bersama.
- Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas.
- Siswa
mengidentifikasi makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang
diperdengarkan oleh guru.
- Siswa
menjelaskan makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang
diperdengarkan oleh guru.
3)
Kegiatan Akhir
- Siswa
menjawab pertanyaan guru tentang makna kata, frase, kalimat, dan seluruh hiwar
atau teks lisan yang disimaknya
- Guru
memberikan penguatan tentang materi yang sudah disampaikan kepada siswa
- Guru
bersama siswa menyimpulkan makna kata, frase, kalimat, dan seluruh hiwar.
- Guru
menutup kegiatan pembelajaran
c. Observasi dan Hasil Pembelajaran Siklus II
1. Observasi aktivitas guru
Berdasarkan
hasil lembar observasi aktivitas guru (lampiran 8) diperoleh bahwa kegiatan
pembelajaran pada siklus II telah dilaksanakan dengan baik. Adapun hasil
observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh observer disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 4.7. Hasil observasi aktivitas
guru siklus II
Kegiatan |
Banyak Indikator |
Indikator
yang dilaksanakan Guru |
Media |
Perencanaan
dan persiapan pembelajaran |
3 |
3 |
Gambar
alat-alat belajar dan profesi. |
Pelaksanaan pembelajaran |
17 |
10 |
|
Jumlah skor |
20 |
13 |
Berdasarkan
tabel 4.7 di atas dapat dilihat presentase keterlaksanaan kegiatan guru selama
proses pembelajaran berlangsung yaitu 85.00.%. Artinya guru melaksanakan proses
pembelajaran dengan cukup maksimal berdasarkan rencana pembelajaran yang telah
disusun.
2. Lembar observasi aktivitas siswa
Aktivitas
siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat diketahui dari lembar
observasi yang telah dilakukan oleh observer. Dari hasil analisis data
diperoleh hasil aktivitas belajar siswa pada siklus II sebagai berikut:
Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran bahasa Arab
menggunakan media gambar pada siklus I dapat diketahui dari lembar observasi
yang telah dilakukan oleh observer sebagai berikut :
Tabel Hasil observasi aktivitas siswa
siklus II
No |
Kegiatan |
Banyak Indikator |
Indikator
yang Terlaksana |
1 |
Kesiapan siswa menerima materi pelajaran |
12 |
11 |
2 |
Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran |
12 |
10 |
3 |
Aktivitas siswa dalam kegiatan
diskusi kelompok |
8 |
8 |
4 |
Kerjasama kelompok dalam kegiatan diskusi |
12 |
10 |
5 |
Interaksi siswa dengan guru |
12 |
10 |
6 |
Aktivitas siswa dalam kegiatan
evaluasi |
12 |
10 |
Jumlah |
68 |
59 |
|
%Keterlaksanaan |
86.76% |
Berdasarkan tabel di
atas menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran bahasa Arab menggunakan media gambar pada siklus II yaitu sebesar
86.76% dengan kategori aktivitas baik
maka hal tersebut telah menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata skor
aktivitas siswa.
Berdasarkan
hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran bahasa Arab
menggunakan media gambar, dapat dilihat bahwa aktivitias siswa yang sudah
terlaksana dengan baik adalah kesiapan siswa menerima pembelajaran, aktivitas
siswa dalam kegiatan diskusi, kerjasama kelompok dalam diskusi dan aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran secara
kuantitatif setelah kegiatan pembelajaran
pada siklus II dapat dilihat adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat
pemahaman dan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab menggunakan
media gambar (lampiran 11). Adapun hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel
Hasil pembelajaran siklus II siswa kelas
IV MI NW 1 Kembang Kerang Tahun
Pelajaran 2020/2021.
Tahap |
Jumlah Siswa |
Rata-rata |
Persentase Ketuntasan |
Ketuntasan Belajar |
|
Ya |
Tidak |
||||
Siklus II |
20 |
73.75 |
85.00% |
17 |
3 |
Kegiatan pembelajaran dalam upaya
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran bahasa Arab
menggunakan media gambar dapat dilaksanakan secara maksimal dengan
mengoptimalkan perencanaan pembelajaran, sehingga peningkatan hasil belajar siswa
mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85%.
d. Refleksi
Dari hasil
perhitungan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 73.75 dengan
tingkat ketuntasan klasikal 85.00%. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar pada pembelajaran bahasa Arab yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus. Untuk memperoleh ketuntasan klasikal digunakan rumus sebagai berikut :
p =
=
= 85.00% (lampiran 11)
Pelaksanaan dan
pemberian tindakan kelas yang dilakukan telah dapat memberikan gambaran dan
pemahaman kepada siswa tentang materi التعارف menggunakan 20
mufradat baru pembelajaran dengan menggunakan media gambar secara optimal.
B. Pembahasan
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis evaluasi tiap-tiap
siklus, terlihat bahwa hasil dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Pada
sikus I, ketuntasan belajar menurut standar yang telah ditetapkan belum
tercapai, hal ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya, (1) Siswa kurang berperan aktif dalam proses
pembelajaran, terutama dalam mengerjakan tugas kelompok, (2) Siswa kurang
berperan aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam mengerjakan tugas
kelompok, (3) Siswa kurang mampu mengembangkan materi pelajaran dengan media
gambar, (4) Siswa tidak aktif dalam mengajukan pertanyaan pada materi yang
belum dipahami, (5) Kurangnya partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil
belajar, dan siswa lebih banyak terpengaruh dan terpaku pada bentuk dan
keberagaman gambar.
Pada siklus I proses pembelajaran bahasa Arab menggunakan
media gambar belum optimal sehingga hasil yang diperoleh pada siklus I hanya
mencapai 40.00% ini, masih jauh dari yang diharapkan sesuai stantar ketuntasan 85% secara
klasikal.
Dalam pelaksanaan siklus II, guru lebih memantapkan atau
menguatkan pemahaman konsep maupun teknik dalam penyampaian konsep, sehingga
proses penggunaan media gambar dapat digunakan secara optimal, sehingga setelah
dianalisis hasil yang diperoleh dari siklus ini mengalamai ketuntasan belajar
mencapai 85.00%, yaitu suatu peningkatan yang sangat berarti dari 20 orang
siswa, terdapat 17 orang yang mengalami ketuntasan dengan perolehan nilai
rata-rata 73,75. Selain itu juga dari masing-masing kelompok yang ada sudah
terlihat berintraksi dengan baik antar sesama anggota kelompok juga dengan
kelompok yang lain, tidak ada kesenjangan di antara mereka walaupun hasil
belajar mereka berbeda. Sehingga peningkatan hasil belajar pada siklus II dapat
mencapai 85%.
E. Penutup
Hasil
penelitian yang telah dilaksanakan di MI Nahdatul Wathan 1 Kembang Kerang
menunjukan bahwa:
1.
Hasil
penelitian menunjukan ada perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah penggunaan Media
Gambar.
2.
Penggunaan media gambar dapat meningkatkan Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif
Bahasa Arab Pada Peserta Didik kelas IV di MI NW 1 Kembang Kerang..
F. Daftar
Pustaka
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2011), hlm. 60.
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers,
2003),hlm.91.
As’aril Muhajir. Psikologi Belajar
Bahasa Arab. (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hlm. 12.
Acep Hermawan. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 9.
Abdul Wahab Rosyidi. Media
Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. 26.
Cecep kusnadi dan Bambang
Sutjipto, Media Pembelajaran Manual
dan Digital, (Bogor: Graha
Indonesia, 2011), hlm. 45.
Omear Hamalik, Proses Belajar
Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 30.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan
Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah, (UIN-Maliki Press,
2010), hlm. 3.
Nana Sudjana,
Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), hlm. 22.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,
(Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), hlm. 42.
Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE, 1998), hlm. 42.
Arief
S, Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. (Jakarta: Rajawali pers, 2011). hlm. 28-29.
Richard E Mayer. Multimedia
Prinsip-prinsip dan Aplikasi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009). hlm.
95-99.
Abdul Majid. Perencanaan
Pembelajaran Pengembangan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 178.
Ansto Rahadi, Media Pembelajaran,
(Jakarta : Dikjen Dikti Depdikbud, 2003), hlm. 27-28.
Arief S, Sadiman, dkk. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. (Jakarta: Rajawali
pers, 2011). hlm. 29.
Cecep Kusnandi, Bambang Sujtipto. Media
Pembelajaran Manual dan Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia. 2013). hlm.
41-42.
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori
Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 12.
Agus Suprijono, Cooperative Learning
; Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 4.
Rusman, Model-model Pembelajaran;
Mengembangkan Profesionalisme Guru,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), hlm. 134.
Zainal Aqib, dkk., Penelitian
Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung:Yrama Widiya,2008),
hlm.3.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), hlm.16.
Suharsimi Arikunto, Prosudur
Penitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Renika Cipta, 2002), 136.
Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan
Kelas. (Jakarta: Kencana,
2011)
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori
Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)
Wayan Nurkencana, Evaluasi,Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,
2003)
[1] 1STAI
Darul Kamal NW Kembang Kerang, Jl. Parawisata Kembang Kerang Lotim NTB
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm. 60.
[4] Sardiman, Interaksi
Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2003),hlm.91.
[5] As’aril Muhajir. Psikologi Belajar Bahasa Arab.
(Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hlm. 12.
[6] Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 9.
[7] Observasi tanggal 18 November 2020.
[8] Abdul Wahab Rosyidi. Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
UIN-Malang Press, 2009), hlm. 26.
[9] Cecep kusnadi dan
Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran
Manual dan Digital, (Bogor:
Graha Indonesia, 2011), hlm. 45.
[10] Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), hlm. 30.
[11] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi
Pendidikan Agama di Sekolah, (UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 3.
[12] Ibid, hlm. 5.
[13] Ibid, hlm. 9.
[14] Nana Sudjana, Penilaian Hasil
dan Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011),
hlm. 22.
[15]
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010),
hlm. 42.
[16]
Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta:
BPFE, 1998), hlm. 42.
[17] Cecep Kusnadi dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran
Manual dan Digital, ... hlm. 45.
[18] Arief S, Sadiman, dkk.
Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. (Jakarta:
Rajawali pers, 2011). hlm. 28-29.
[19]
Richard E Mayer. Multimedia Prinsip-prinsip dan Aplikasi. (Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2009). hlm. 95-99.
[20] Yudhi Munadi. Media Pembelajaran, ..., hlm. 85.
[21]Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran Pengembangan
Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 178.
[22]
Ansto Rahadi, Media Pembelajaran, (Jakarta : Dikjen Dikti Depdikbud,
2003), hlm. 27-28.
[23]
Arief S, Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. (Jakarta: Rajawali pers, 2011). hlm. 29.
[24] Ibid.,
hlm.29
[25] Ibid. hlm.
29-48
[26] Cecep Kusnandi, Bambang Sujtipto. Media Pembelajaran
Manual dan Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia. 2013). hlm. 41-42.
[27]
Arief S, sadiman. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya..., hlm. 29-33 .
[28] Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang
Dewasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 12.
[29] Agus Suprijono, Cooperative Learning ; Teori dan
Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 4.
[30] Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme
Guru,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 134.
[31] Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan
Profesionalisme Guru, ... hlm, 3-4
[32] As’aril Muhajir. Psikologi Belajar Bahasa Arab…,
hlm. 12.
[33] Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
..., hlm. 9.
[34]
As’aril Muhajir. Psikologi Belajar Bahasa Arab, ... hlm,15.
[35] Zainal Aqib, dkk., Penelitian
Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung:Yrama Widiya,2008),
hlm.3.
[36] husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari. Strategi-Strategi ....,
hlm. 1.
[37] Ibid.
hlm. 2.
[38] Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), hlm.16.
[39] Suharsimi Arikunto, Prosudur Penitian Suatu Pendekatan
Praktik (Jakarta: Renika Cipta, 2002), 136.
[40]
Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas.
(Jakarta: Kencana, 2011), hlm.86.
[41] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penitian Suatu
Pendekatan Praktik ,
hlm.127.
[42] Ibid.hlm.274
[43] . P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori
Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.39.
[44] . Suharsimi Arikunto, Prosedur Penitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm.199
[45] Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas,
hlm.106.
[46] Wayan Nurkencana, Evaluasi,Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), hlm.26.
Komentar
Posting Komentar